Header Ads


 

Bupati Simalungun Resmikan Jembatan Penghubung Antar Dua Wilayah Kecamatan


Bupati Simalungun Berpesan  “Falsafah Marharoan Bolon (Gotong Royong)  Harus Kita Tanamkan di Hati Sanubari” 


SIMALUNGUN - Upaya Pemerintahan Nagori Mayang dan Nagori Raja Maligas serta PTPN IV Mayang untuk dapat mengganti jembatan gantung sebagai salah satu akses jalan  penghubung ke wilayah  Nagori Mayang, Kecamatan Bosar Maligas dengan Nagori Raja Maligas, Kecamatan Huta Bayu Raja, akhirnya terwujud.



Dalam Prosesi Peresmian Jembatan Sebagai Penghubung  Dua Wilayah Kecamatan  yakni  Kecamatan Bosar Maligas dan Raja Maligas diantar dua Nagori yakni  Nagori Mayang dan Nagori Raja Maligas, Bupati Simalungun berpesan Agar jembatan yang akan diresmikan ini, agar dirawat dan dijaga sebaik-baiknya oleh warga masyarakat. 



Bupati Simalungun, Radiapoh Hasiholan Sinaga didampingi Ketua TP PKK Simalungun, Ny Ratnawati Radiapoh Hasiholan Sinaga, kemudian laksanakan prosesi peresmian dengan ditandai  pengguntingan pita dan penandatanganan prasasti meresmikan jembatan tersebut, Selasa 24/08/2021.



Bupati menyampaikan, jembatan tersebut merupakan sejarah bagi masyarakat Nagori Mayang dan Raja Maligas. "Dengan terhubungnya kedua nagori ini tentu silahturrahmi semakin erat dan harmonis. Saya menyampaikan terima kasih kepada pangulu,  masyarakat di kedua nagori ini dan semua pihak termasuk perkebunan Mayang, yang secara bersama-sama, bergotong royong (marharoan bolon) mewujudkan pembangunan jembatan ini untuk kepentingan masyarakat," kata Bupati. 



Selanjutnya, Bupati menyampaikan, gotong royong bukan hanya mengatasi masalah infrastruktur saja, tetapi hendaknya kita lekatkan di hati sanubari kita, baik di dalam interaksi sosial di lingkungan masing-masing.



"Falsafah kegotong royongan, marharoan bolon ini harus kita tanamkan di hati sanubari kita,  sehingga Simalungun ke depan akan lebih baik dan sejahtera," kata Bupati yang mengajak masyarakat untuk bersama-sama merawat dan menjaga pembangunan yang dilaksanakan secara bersama-sama melalui gotong royong sehingga lebih bermanfaat bagi masyarakat. 



"Karena dengan adanya jembatan ini,  masyarakat tidak harus menempuh jarak 10 Km untuk melakukan silahturrahmi," kata Bupati.



Sebelumnya, Pangulu Nagori Mayang, Ahmadi menyampaikan bahwa jembatan gantung yang menghubungkan nagori Mayang dengan Nagori Raja Maligas sebelumnya dibangun Perkebunan PKS Mayang sekitar tahun 1973-1974, 48 tahun lalu, dengan panjang 48 Meter  lebar 1,1 Meter.



Menurut Ahmadi, jembatan tersebut sangat dibutuhkan masyarakat sebagai sarana penghubung bagi masyarakat kedua nagori, baik karyawan dari Raja Maligas ke PKS Mayang, anak sekolah dan juga sebagai sarana meningkatkan perekonomian masyarakat kedua nagori, serta mempersingkat jarak tempuh masyarakat kedua nagori jika melalui nagori Boluk yang jaraknya sekitar 10 Kilo Meter.



Melihat kondisi jembatan yang sudah tua dan sudah sangat memprihatinkan dan tidak nyaman untuk dilintasi, masyarakat menginginkan agar jembatan tersebut di ganti dengan yang baru sehingga nyaman untuk dilintasi.



"Kami bersyukur atas doa dan dorongan serta dukungan dari semua pihak termasuk masyarakat dari kedua nagori, Pemkab Simalungun, PTPN IV kebun Mayang, pada tahun 2020 Nagori Mayang mendapat bantuan 1 set rangka besi jembatan gantung dengan panjang 54 M dan lebar 1,6 M dari Cv. Teduh Rindang Abadi, Bogor," kata Ahmadi yang juga menjelaskan, pelaksnaan pembangunan CV Teduh Rindang Abadi dibantu masyarakat kedua nagori, dan dalam waktu sekitar 2 bulan jembatan gantung ini selesai dikerjakan. 


Tampak hadir dalam acara tersebut anggota DPRD Simalungun Benfri Sinaga, Staf Ahli Bupati Topot Saragih, Camat Bosar Maligas, Gerhat Lubis,  Danramil 07/PB Kapten Inf. Suwito, Kapolsek Pasar Baru diwakili Ipda Fordinan Marpaung, menejer Kebun Mayang Raja Suandi Purba, para pangulu se-Kecamatan Bosar Maligas.


 DANI R

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar