Header Ads


 

Usai Lakukan Gondang "Pangelekon" Diatas Danau Toba, Titik Koordinat KM Sinar Bangun Telah Ditemukan

TIGARAS - Apakah sesuatu kebetulan atau tidak, yang pastinya kembali kepada kepercayaan masing-masing manusia. Setelah dilakukan ritual mengadakan Gondang Pengelakan ditengah di Danau TIGARAS pasca 6 hari pencarian kapal Motor (KM) Sinar Bangun yang sebelumnya belum diketahui keberadaannya, kini pencarian tersebut telah menemui titik terang.
KM Sinar Bangun yang  tenggelam di Danau Toba pada Senin (18/6/2018) lalu, saat ini telah ditemukan posisinya.
Guru spritual bernama Ida Halanati Damanik, yang didatangkan dari Pematang Sidamanik membantu tim pencarian dengan melaksanakan ritual "Pangelekon" di perairan Danau Toba, Tigaras, Kabupaten Simalungun, Sabtu (23/6/2018). 
Pada hari keenam pencarian korban KM Sinar Bangun, ia membantu tim pencarian dengan melaksanakan ritual "Pangelekan" (memohon) di perairan Danau Toba, Tigaras, Kabupaten Simalungun, Sabtu (23/6/2018). 
Saat itu, ia mengadakan ritual. Duduk bersila di lantai atas kapal dengan sesaji seperti beras, telur, sirih, dan jeruk purut.  
Ritual "Pangelekan" ini menggunakan kapal motor dari Basarnas di titik jatuhnya KM Sinar Bangun. Ritual yang dipimpin oleh seorang guru spritual ini diiringi musik Gondang Batak.
Saat melaju menuju lokasi jatuhnya kapal, musik gondang Batak terus dimainkan, berbunyi bertalu-talu.
Ida juga mengatakan hasil penerawangannya, mayat korban tengah berada di dalam goa dengan 12 lapis. Ia menyampaikan gua tersebut berada di bawah delapan meter dasar danau.
Ibu berambut ikal ini menyampaikan dalam dua hari lagi seluruh mayat dapat ditemukan.
Tepat pada hari kedua, sehari sesudah dijanjikannya dengan batas waktu dua hari, pada hari Minggu (24/6/2018) sekitar pukul 11.12 WIB tim survei Basarnas dan Mahakarya Geo Survey - IAITB yg dipimpin langsung oleh Kepala Basarnas serta disaksikan oleh Menteri Sosial Bapak Idrus Marham, telah menemukan dan mengidentifikasi posisi kapal Sinar Bangun.
Mahakarya Geo Survey IAITB, Henky Suharto menyebut KM Sinar Bangun berada pada koordinat 2 deg 47’ 3.835 N dan 98 deg 46’ 10,767 E, dengan kedalaman mencapai 450 meter.
Direktur Utama Badan Pengelola Otorita Danau Toba (BPODT), Arie Prasetyo membenarkan bahwa sudah ditemukan titik koordinat dimana KM Sinar Bangun tenggelam.
"Kapal itu berada pada kedalaman 450 meter," kata Arie, Minggu (24/6/2018).
"Bangkai kapal didapati tenggelam pada kdalaman 450 meter. “Dengan koordinat 2 deg 47’ 3.835 N
98 deg 46’ 10,767 E,” jelas Arie.
KEPALA BASARNAS SEBUT POSISI KAPAL ARAH BARAT TIGARAS
Kepala Basarnas Marsekal Madya M Syaugi yang ikut membantu pencarian korban hilang KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Minggu (24/6/2018), sekitar pukul 16.00 WIB turun ke Pelabuhan Tigaras, Simalungun.
Syaugi mengatakan bahwa ia dan tim Basarnas baru mendarat di Pelabuhan Tigaras, setelah melakukan pencarian sejak pagi. Mulai dari terang, panas, hujan sampai nggak hujan.
"Kita sudah melaksanakan alat-alat yang sudah dipunyai, seperti Multibeam Side Scan Sonar dibantu dengan alat lain ROV," kata Syaugi, Minggu (24/6/2018).
"Ada indikasi, kita menemukan objek di kedalaman 490 meter. Kalau dari Pelabuhan Tigaras arah barat daya. Pertama kali titik koordinat barat daya kurang lebih 3 kilometer. Kita melihat indikasi ada dua tempat di jarak 2,5 kilometer dan 2 kilometer dari Pelabuhan Tigaras," ungkap Syaugi.
Lebih lanjut, Syaugi menjelaskan bahwa saat ini tim gabungan Basarnas sedang proses dan mencari tahu apa yang ada di dalam. Betul tidak KM Sinar Bangun atau apa belum bisa dipastikan, karena belum dapat kepastian detail.
"Tapi kita sudah kasih tanda pakai jangkar, nanti selanjutnya kita teruskan setelah hasil analisa dan diskusi," katanya.
"Yang jelas kita belum bisa pastikan objek yang ditemukan KM Sinar Bangun. Indikasi ada objek yang membedakan dengan dasar laut," ujarnya.
Perlu diketahui, KM Sinar Bangun mengangkut 206 penumpang, saat kecelakaan, Senin (18/6/2018).
Sebanyak 22 korban sudah ditemukan, 19 diantaranya selamat termasuk Nakhoda kapal. Sejauh ini baru 3 korban ditemukan dalam kondisimeninggal dunia, yang semuanya perempuan.
Hingga kini diduga masih ada 184 korban KM Sinar Bangun yang masih hilang dalam tragedi tenggelam di perairan Danau Toba dan Tim Basarnas Gabungan masih terus lakukan penyisiran, untuk temukan bangkai kapal tersebut.
Terbukti Perkataan Ida Halanati Sidamanik
Sebelumnya, pada hari keenam pencarian korban KM Sinar Bangun, masyarakat dari Pematang Sidamanik membantu tim pencarian dengan melaksanakan ritual "Pangelekan" di perairan Danau Toba, Tigaras, Kabupaten Simalungun, Sabtu (23/6/2018). 

Ritual "Pangelekan" ini menggunakan kapal motor dari Basarnas di titik jatuhnya KM Sinar Bangun. Ritual yang dipimpin oleh seorang guru spritual ini diiringi musik Gondang Batak.
Saat melaju menuju lokasi jatuhnya kapal, musik gondang terus berbunyi. 

Ida Halanati Damanik, guru spritual dalam ritual tersebut  duduk bersila di lantai atas kapal dengan sesaji seperti beras, telur, sirih, dan jeruk purut.

Awalnya Ida membakar kemenyan sambil berdoa. Lalu, ia memeras jeruk purut. Ritual ini berlangsung selama 20 menit di tengah Danau Toba.  

Ida menceritakan hasil komunikasi dengan penghuni Danau Toba atau yang ia sebut sebagai "Ompung".

Ida menyampaikan Ompung penghuni Danau Toba marah dengan perilaku manusia terhadap Danau Toba.

"Kalau saya tanya langsung ke ompung, bahwa ini kotor. Kalau marah, tandanya angin kencang dan badai. Ada manusia yang membuang kotoran ke Danau Toba. Ompung hanya menjawab kotor,"ujarnya dengan sedikit membentak.

Ia juga mengatakan mayat korban saat ini tengah berada di dalam goa dengan 12 lapis.
Ia menyampaikan gua tersebut berada di bawah delapan meter dasar danau.

Ibu berambut ikal ini menyampaikan dalam dua hari lagi seluruh mayat dapat ditemukan. 

"Saya bilang, harus lepas. Tapi pasti ketemu. Ini sebenarnya tampak, tapi tim SAR gak bisa melihat. Mayat ini akan ditemukan saat hari cerah. Kan dia ini ombak makanya ditarik. Paling lama dua hari. Tapi pasti ketemu. Ini tadi kita juga supaya jangan hujan,"tambahnya. 

Ida berpesan kepada seluruh masyarakat agar tidak melakukan hal yang serupa. 

"Pesan saya ketika di kapal jangan berisik, jangan buang sampah, jangan meludah, jangan menjerit-jerit, saya sudah minta maaf kepada ompung,"tambahnya. 

Setelah melakukan ritual, seluruh peserta mengucapkan "Paulak Ompung" atau Kembalikan Ompung sebanyak tiga kali.

Ritual "Pangelekan" diiringi gendang Batak Toba, beras dalam "tandok", telur, sirih, dan uang berlangsung di titik jatuhnya kapal.
Julianus Manik, Pimpinan Gondang Batak Sahata Pematang Sidamanik Parmahan mengungkapkan ritual ini berfungsi mempermudah tim SAR untuk menemukan 184 mayat yang masih dicari.
"Ini dibuka gondang ini supaya mempermudahlah kalau terima yang kuasa dan yang tempat di sini. Agar mempermudah diangkat mayatnya," ujarnya sebelum berangkat ke tengah danau di Dermaga Tigaras, Kabupaten Simalungun.
Julianus yang juga tengah mencari adik kandungnya Hotman Manim mengungkapkan pergelaran ritual ini juga permintaan dari Pemerintah Kabupaten Simalungun. 
Ada delapan personel musik "Gondang Pangelekan" yang akan turun dalam perjalanan.
"Ini Gondang Pangelekan tidak sembarangan. Yang menjaga Danau Toba Nantinjo boru Malau. Memohon melalui namboru ini, supaya ada harapan kita dapat membantu. Melalui ritual dapat memberikan jalan. Ini anjuran dari Bupati Simalungun (JR Saragih),"ujarnya.
Pantauan tribun-medan.com, para pemain musik membawa berbagai alat musik seperti Gondang Batak, Sarune, Gong, dan dua buah botol. Personel Gondang Batak Sahata Pematang Sidamanik Parmahan mengiringi ritual dari lantai dua kapal. Dalam kapal juga turut seorang paranormal sebagai fasilitator.
Pencarian korban hilang KM Sinar Bangun yang tenggelam di perairan Danau Toba pada Senin (18/6/2018) sudah memasuki hari keenam, Sabtu (23/6/2018).
Namun baru tiga jasad korban yang ditemukan. Sebanyak 184 korban lainnya masih dalam pencarian.
Begitu juga posisi bangkai KM Sinar Bangun yang diduga jadi tempat korban terperangkap masih misteri. (Sumber Tribun-medan.com). red.

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar