Mantap, Pemerintah Sumut Kembangkan 1.560 Hekter Lahan Untuk Bawang Merah
MEDAN - Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut M Azhar Harahap melalui Kasubbag Program Marino mengatakan, pengembangan bawang merah untuk wilayah dataran rendah akan dilakukan di Langkat, Deliserdang, Asahan, Batubara dan Serdang Bedagai.
Kata Marino, selain untuk mencapai target tanam yang dipatok 1.560 hektare, pengembangan tersebut juga upaya dalam mewujudkan swasembada bawang merah.
"Target luas tanam 1.560 hektare tentu tidak bisa dicapai dengan hanya mengandalkan sentra bawang merah yang sudah ada. Terlebih target produksinya diharapkan bisa sebanyak 11.014 ton. Karena itu, pengembangan di dataran rendah akan menjadi salah satu upaya agar target tanam dan produksi bisa tercapai," katanya, Kamis (19/1) di Medan.
Sentra bawang merah di Sumut memang lebih didominasi lima daerah dan kebanyakan di dataran tinggi yakni Karo, Dairi, Simalungun, Samosir, dan Humbang Hasundutan.
Data Dinas Tanaman Pangan Sumut, per November 2016, dari total produksi bawang merah sebanyak 10.129 ton, Karo menyumbang 7.747 ton, Dairi 2.616 ton, Simalungun 2.078 ton, Samosir 1.054 ton dan Humbang Hasundutan sebanyak 899 ton.
Selain kelima daerah tersebut, produksi bulan November berasal dari Mandailing Natal sebanyak 22 ton, Tapanuli Utara 159 ton, Toba Samosir 276 ton, Medan 18 ton, Tebingtinggi satu ton, Padang Lawas Utara 14 ton dan Gunung Sitoli hanya satu ton.Sementara daerah dataran rendah yang menjadi target pengembangan di tahun ini yakni Deliserdang bisa menghasilkan bawang merah sebanyak 185 ton, Serdang Bedagai tiga ton, Batubara 26 ton dan Asahan 20 ton. Sedangkan Langkat tidak ada pertanaman bawang merah.
Menurut Marino, selain pengembangan di dataran rendah, upaya lain dalam swasembada bawang merah telah dibahas sehingga bisa berjalan baik di tahun 2017 ini.
Menurut pengamat pertanian Sumut Prof Abdul Rauf, pengembangan bawang merah sebenarnya tidak hanya bisa dilakukan di lahan yang luas atau hamparan.
"Bisa saja dengan pemanfaatan lahan pekarangan atau dengan sistem pot (polibag). Tentu bisa di dataran tinggi atau di dataran rendah. Kalaupun tidak menghasilkan produksi yang banyak, tapi jika bisa memenuhi kebutuhannya sendiri akan cukup baik," katanya.
sumber Medanbisnis.com
Post a Comment