Header Ads


 

Penuturan Kisah Sedih Orang Tua Korban Tengelam di Sungai Sampuran


SIMALUNGUN - Sariani Purba (47) ibu kandung dari korban Endi Fenando yang tenggelam disungai Sampuran Tarak Nionggang (4/10) lalu, menceritakan semasa hidup anak ke tiga dari empat bersaudara semasa hidupnya. Jumat (09/10/2020)


Sariani mengatakan bahwa anaknya Endi Fernando sudah berusia 11 tahun dan mengalami penyakit kangker dibagian gusi sebelah kanannya. 

Bahkan, pembengkakan daging jadi didalam mulutnya itu seberat 5 kilo gram. Alhamdulilah atas berkat batuan Pemerintah Kabupaten Simalungun penyakit kangker didalam mulut anaknya itu berhasil diangkat bersama tulang rahang bagian bawah sebelah kanannya. 


Proses operasi yang dilakukan hingga penyembuhan berjalan lancar selama tiga bulan lamanya, dan biaya itu semua ditanggung oleh Pemerintah Kabupaten Simalungun. 


Dengan kondisi tulang rahang yang sudah bukan Tulang Rahang aslinya yakni menggunakan tulang rahang buatan sehingga Endi Fernando pun tumbuh beranjak menjadi usia remaja.


Meskipun kondisi perekonomian kedua orang tuannya sebagai petani, Endi Fernando pun akhirnya hanya dapat mengikuti pendidikan hingga Sekolah Dasar saja. 


Walau sebagian warga kampung mengenal watak pada anaknya itu kurang simpati, akan tetapi Endi Fernado mau membantu kedua orang tuannya untuk meringankan pekerjaannya berladang atau menggantikan ayahnya menjual jasa sebagai tukang tambal ban didepan rumah tempat tinggalnya itu.


Bahkan saat sebelum kejadian tenggelam Endi Fernado, ibu kandungnya Sariani menyuruhnya menjaga ladang miliknya yang ditanami kacang tanah dari gangguan hama Monyet. 


Saat itu, Sariani pun puas karena tak harus memerintah berkali kali Endi  Fernando pergi keladang. Walau dirinya tak menyadari saat ajal mengintainya, sebab usai menjaga ladang sebelum pulang kerumahnya, Endi Fernando bertemu dengan kelima temannya yang biasa mandi di sungai Sampuran Tarak Nionggang. keenam pemuda tanggung ini pun berenang disungai tersebut. 


Tiba-tiba dua temannya terlihat gelagapan dan terlihat hilang timbul ditelan pusan air terjun. Sontak Endi Fernando bersama teman lainnya berusaha menolong, Alih- alih jiwa bela kawan serupa dalam syair Anak medan itu rupanya menggiring Endi Fernando kelubang maut saat ke dua temannya berhasil diselamatkan.  


Namun Naas, Endi Fernando tak dapat meraih keberuntungan malah malang menghantar Endi Fernando, dan akhirnya tak mampuh menahan tarikan pusaran air hingga dirinya pun tersedot tenggelam lalu hilang lenyap tanpa dapat tertolong lagi. 


Sementara Kelima temannya yang menyaksikan hal itu kemudian berlari meminta bantuan warga setempat, namun hingga hari ke enam paska tenggelamnya korban belum juga dapat ditemukan jasadnya. 

Editor redaksi

Pewarta Dani R

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar