Belum Lama di Kerjakan, Proyek Drainase di Sipolha Sidamanik Ini Sudah Rusak
SIMALUNGUN - Salah satu proyek drainase yang baru bebebrapa bulan selesai dikerjaka di Kelurahan Sipolha, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun sudah mengalami kerusakan.
Warga sekitar yakni Siadari dan Sinaga, sangat menyayangkan hasil kinerja dari pihak kontraktor pelaksana dan pengawasan kelurahan akan proyek tersebut, yang mana proyek drainase/parit itu sudah menghabiskan anggaran ratusan juta rupiah.
"Ini proyek kelurahan. Lihat lah lae (bahasa daerah) paret pasangan yang dikerjakan kelurahan itu, lantai paretnya sudah hancur, padahal proyek mulai bulan 10 tahun 2019 s/d bulan 1 tahun 2020 selesai dikerjakan." Sebut Siadari, sembari mengarahkan awak media ini untuk mempertanyakan lagi ke Sinaga. Kamis (13/2/2020).
Siadari pun berharap agar Pemkab Simalungun turun langsung dan melakukan pengecekan kelapangan, akan hasil pekerjaan kontraktor pelaksananya.
"Kita masyarakat disini bermohon kepada pemkab Simalungun untuk meninjau kembali pekerjaan paret itu." tuturnya.
Diwaktu bersamaan, Sinaga menyebutkan adanya kejanggalan pada proyek drainase/parit tersebut. Dia menduga proyek tersebut telah terjadi permainan antara pelaksana dan kelurahan setempat.
"Pertama, ketua Lembaga Pemerdayaan Masyarakat (LPM) dari luar kepengurusan LPM kelurahan Sipolha, karena anggota LPM disini terperinci apabila ketua berhalangan pasti dari salah anggota ada disitu. Kedua, kepala Lingkungan dulu sekretaris LMP sekarang diganti menjadi kepling di daerah kami, entah apa maksud mereka dalam organisasi pemerintahan disini. Bahkan ketua LPM sekarang tidak diketahui masyarakat dan tak dikenali warga. Pekerjaan itu pun waktu sedang dikerjakan, lantai drainase/paretnya sudah rusak dan apalagi sudah selesai dikerjakan saat ini, hancur lebur. Kita menduga lurah dan pemerintahan sudah korupsi dalam pekerjaan itu." Sebutnya.
Ia pun menyebutkan, pihaknya akan melaporkan kejanggalan proyek tersebut kepada kejaksaan Simalungun.
"Kita berharap kepada aparat penegak hukum atau para media untuk secepatnya turun menyoroti permasalahan ini, kami siap sampai kejaksaan Simalungun untuk membuat laporannya, kata Sinaga dan Siadari." Pungkasnya.
Hingga berita ini diunggah, Lurah Sipolha masih belum bisa di mintai keterangan karena berhubung sakit.
"Saya sedang sakit" sebutnya, melalui teleponnya," jawabnya.
Editor redaksi
Liputan Nimrod Sinaga.
Warga sekitar yakni Siadari dan Sinaga, sangat menyayangkan hasil kinerja dari pihak kontraktor pelaksana dan pengawasan kelurahan akan proyek tersebut, yang mana proyek drainase/parit itu sudah menghabiskan anggaran ratusan juta rupiah.
"Ini proyek kelurahan. Lihat lah lae (bahasa daerah) paret pasangan yang dikerjakan kelurahan itu, lantai paretnya sudah hancur, padahal proyek mulai bulan 10 tahun 2019 s/d bulan 1 tahun 2020 selesai dikerjakan." Sebut Siadari, sembari mengarahkan awak media ini untuk mempertanyakan lagi ke Sinaga. Kamis (13/2/2020).
Siadari pun berharap agar Pemkab Simalungun turun langsung dan melakukan pengecekan kelapangan, akan hasil pekerjaan kontraktor pelaksananya.
"Kita masyarakat disini bermohon kepada pemkab Simalungun untuk meninjau kembali pekerjaan paret itu." tuturnya.
Diwaktu bersamaan, Sinaga menyebutkan adanya kejanggalan pada proyek drainase/parit tersebut. Dia menduga proyek tersebut telah terjadi permainan antara pelaksana dan kelurahan setempat.
"Pertama, ketua Lembaga Pemerdayaan Masyarakat (LPM) dari luar kepengurusan LPM kelurahan Sipolha, karena anggota LPM disini terperinci apabila ketua berhalangan pasti dari salah anggota ada disitu. Kedua, kepala Lingkungan dulu sekretaris LMP sekarang diganti menjadi kepling di daerah kami, entah apa maksud mereka dalam organisasi pemerintahan disini. Bahkan ketua LPM sekarang tidak diketahui masyarakat dan tak dikenali warga. Pekerjaan itu pun waktu sedang dikerjakan, lantai drainase/paretnya sudah rusak dan apalagi sudah selesai dikerjakan saat ini, hancur lebur. Kita menduga lurah dan pemerintahan sudah korupsi dalam pekerjaan itu." Sebutnya.
Ia pun menyebutkan, pihaknya akan melaporkan kejanggalan proyek tersebut kepada kejaksaan Simalungun.
"Kita berharap kepada aparat penegak hukum atau para media untuk secepatnya turun menyoroti permasalahan ini, kami siap sampai kejaksaan Simalungun untuk membuat laporannya, kata Sinaga dan Siadari." Pungkasnya.
Hingga berita ini diunggah, Lurah Sipolha masih belum bisa di mintai keterangan karena berhubung sakit.
"Saya sedang sakit" sebutnya, melalui teleponnya," jawabnya.
Editor redaksi
Liputan Nimrod Sinaga.
Post a Comment