Header Ads


 

Warga Desa Jalan Kuala Tanjung Kembali Pertanyakan Dana CSR PT Panca Surya

PERDAGANGAN - Dana CSR PT Panca Surya kembali menjadi pertanyaan warga Desa Pengkolan di Jalan Kuala Tanjung, Kelurahan Perdagangan I. Pasalnya, sebelum lebaran Idhul Fitri tahun 2018 lalu, perusahaan tersebut sudah mau memberi bantuan sembako pada warga setempat yang terdampak langsung bau busuk yang dikeluarkan perusahaan tersebut.

Berdasarkan informasi yang diperoleh media ini, pemberian sembako pada tahun 2018 lalu dikarenakan adanya beberapa wartawan yang menyoroti ketidakpedulian pihak perusahaan kepada warga yang berdomisili di lokasi perusahaan yang memproduksi karet tersebut.

"Saya heran juga pada tahun 2018 lalu, kenapa PT Panca Surya kok tiba-tiba mau membagi sembako kepada warga setempat setelah bertahun-tahun tidak pernah terjadi. Ternyata hal itu dilakukan karena ada wartawan yang memberitakan bau busuk dan kepedulian PT Panca Surya tidak pernah ada pada warga disini (Jalan Kuala Tanjung-red)." Ujar S Hutauruk, Senin (27/5/2019) pagi tadi.

Menurut Hutauruk, pemberian sembako pada warga di Desa Pengkolan Jalan Kuala Tanjung jangan karena adanya sorotan dari wartawan. Seharusnya manajemen PT Panca Surya sadar akan dampak lingkungan dari jenis usaha yang dijalankannya, seperti bau busuk yang menghantui warga setiap saat, kapasitas mobil truk gandeng yang keluar masuk dari lokasi perusahaan, bahkan hingga pada penerimaan lowongan kerja untuk warga setempat.

"Permintaan kita selaku warga, tolong hargai kami yang setiap saat menghirup bau busuk dan debu di lokasi perusahaan. Jangan paksa generasi muda/i di Kampung sini melakukan aksi karena ketidakpedulian perusahaan pada warga setempat, tolong hargai kami," tuturnya dengan tegas.

Hal senada juga disampaikan Boru Sihombing warga lainnya, Ia yang sudah tinggal puluhan tahun di Desa jalan Kuala Tanjung tersebut mempertanyakan mengapa pihak manajemen perusahaan PT Panca Surya belum juga memberikan bantuan sembako seperti pada tahun 2018 lalu.

"Sampai sekarang belum ada khabarnya," ungkapnya.

Ditanya apakah bantuan sembako tersebut dibutuhkan masyarakat sekitar, boru Sihombing itu mengaku sangat membutuhkannya, karena pemberian sembako itu menurutnya bentuk bantuan sosial perusahaan kepada warga yang mendapat langsung dampak dari bau busuk yang dikeluarkan perusahaan karet itu.

"Siapa yang tidak butuh, lagian kan itu sudah kewajiban perusahaan. Entahlah ya, setau saya. Kalau perusahaan kan selalu ada dana CSR nya, nah...kenapa tahun kemarin ada, dan tahun 2019 ini tidak ada, ada apa ?" Tanyanya.

Sementara itu, hingga berita ini diunggah, pihak manajemen PT Panca Surya belum di konfirmasi.

Editor Redaksi
Liputan Gordon Hutauruk.


Comments
0 Comments

Tidak ada komentar