Header Ads


 

Program Bedah Rumah di Simalungun Diduga Pilih Kasih Kepada Warga

SIMALUNGUN - Dua warga bermarga Sinambela dan Boru Nababan berdomisili di Kecamatan Hatonduhon dan Huta Bayu Raja Kabupaten Simalungun tinggal dirumah yang sudah tak layak huni.

Seperti penuturan Boru Nababan ini, banyak warga lainnya seperti dirinya menempati rumah yang sudah tak layak huni. Mereka pun mengaku merasa kecewa terhadap pemerintah yang menurunkan bantuan diduga tidak tepat sasaran.

"Kami warga disini sudah banyak yang tinggalnya di rumah tak layak huni, dan sudah seharusnya dapat bantuan bedah rumah tetapi faktanya program bedah rumah itu belum sampai juga ke pada kami," beberapa hari lalu, (16/2).


Secara pribadi dirinya bermohon kepada pemerintah pusat untuk menurunkan bantuan program bedah rumah untuk membantu dirinya dan warga lainnya, dan kepada pemerintah daerah harus lebih koperatif dalam menjalankan program bedah tersebut ke warga.

"Jujur ya, seleksi pemilihan program bedah rumah tersebut jangan seperti tahun yang lalu. Satu pun kami tak ada dapat, tetapi di Negara/Desa lainnya kebagian," katanya.


Begitu juga dengan Sinambela, Ia mengatakan dirinya seperti dianak tiriskan oleh pemerintah, pasalnya, rumah yang ditempatinya itu terkesan tidak dilihat oleh pemerintah bagaimana kondisinya.

"Ini lah rumah kami pak, sudah tak layak huni tetapi kami harus tetap tinggal disini. Di Negara/Desa kami ini sudah banyak yang dapat bantuan bedah rumah tersebut. Sementara saya tak dapat, kami menduga Kepala Desa atau pemilih bantuan rumah pilih kasih terhadap kami yang miskin ini." tuturnya.


Ironisnya, kata Sinambela, pada tahun sebelumnya. Ada rumah yang pemiliknya masih bisa dikatakan mapan ekonominya mendapat program bedah rumah tersebut.

"Singkat cerita, ketika anak saya meninggal dunia akibat kkecelakaan.Terpaksa menumpang ke rumah pamanya untuk dapat disemayamkan, itu semua karena kondisi rumah kami yang tak layak ini." ucapnya dengan raut wajah sedih.

Lanjutnya, Ia pun bermohon kepada pemerintah pusat untuk program bantuan bedah rumah dapat dirasakan dan diterima oleh warga yang benar-benar tidak mampu dan miskin.

Sementara itu, Ramses Simanjuntak selaku pembawa program bedah rumah itu ke Kecamatan Hatonduhon mengatakan agar melakukan konfirmasi kepada Pangulu setempat.

"Yang pertama coba kamu (lae- bahasa daerah) coba konfirmasi kepada Pangulu, agar warganya bersabar dulu, dan tetap berdoa supaya tahun 2019 ini ada yang diturunkan pemerintah pusat ke desa itu," katanya.

M Siagian selaku Pangulu Nagori/Kepala Desa Jawa Tengah II mengaku bahwa di desa yang dipimpinnya itu masih banyak warga yang memiliki rumah tidak layak huni.

"Benar disini banyak yang harus dibedah rumahnya, tetapi warga kami belum ada terima bantuan bedah rumah tersebut. Padahal warga itu sudah kita buat tanahnya ber surat keterangan tanah agar prosedurnya tercapai, tapi sampai sekarang warga tak ada yang terima tetapi di Negara/Desa lain ada yang dapat."

"Saya sebagai Pangulu disini bermohon kepada Dinas Penurun Bantuan bedah rumah ataupun pemilih untuk dapat membantuan warga kami" katanya.

Berbeda dengan J Butar-butar Pangulu Maria Jombang, Ia menyangkal telah melakukan pilih kasih terhadap warga yang mendapat bantuan bedah rumah tersebut.

"Kita tidak ada pilih kasih kepada warga yang rumah tidak layak huni dan tak membeda-bedakan warga peroleh bantuan bedah rumah," pungkasnya, saat dikonfirmasi melalui WA.

Editor Gordon
Liputan Nimrod Sinaga SH

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar