Kepsek Main Pecat Siswa Tanpa Panggil Orangtua, Ada Apa Ya ?
BATAM - Kuswandi salah satu orangtua dari murid SMK Pelayaran Sinar Metta Batam sangat menyesalkan sikap kepala kepala sekolah yang melakukan pemecatan terhadap anaknya yang sudah duduk dikelas XII. Pasalnya, anaknya tersebut merupakan salah satu siswa angkatan pertama di sekolah tersebut.
"Yang saya kecewakan itu, kenapa setelah kelas XII anak saya di DO atau dipecat." ungkap Kuswandi, Rabu (3/10/2018) pada media ini.
Kuswandi menjelaskan bahwa setiap kali anaknya memiliki masalah disekolah, dirinya selalu dihubungi oleh pihak sekolah. Akan tetapi saat mengeluarkan surat pemecatan, dirinya sama sekali tidak dihubungi lagi dan langsung maen pecat.
"Anak saya mendapat surat itu pada tanggal 4 September 2018, lalu. Tapi yang saya kesalkan lagi, kenapa saya tidak ada dihubungi pihak sekolah," jelasnya.
Menurut Guswandi, seharusnya pihak sekolah memiliki sikap mendidik kepada para siswa. Dan kita selaku orangtua telah menyerahkan anak kita kepada pihak sekolah untuk didik agar mendapatkan ilmu dan memiliki kepribadian yang baik.
"Saya berharap, pihak sekolah dapat mempertimbangkan kembali keputusannya dan menerima kembali anak saya masuk bersekolah," tuturnya.
Sementara itu, Kepala sekolah SMK Pelayaran Sinar Metta Batam Solichin membenarkan bahwa pihak sekolah memecat salah satu siswanya dikarenakan melakukan tindakan indisipliner. Dan pemutusan itu dilakukan berdasarkan Majelis guru, wakil kepala bidang kesiswaan.
"Siswa ini terlalu arogan, bahkan banyak kesalahan yang sudah dilakukannya contohnya : mengintimidasi juniornya, memaki guru, memukul guru, melawan saat di tempat PKL, memukul guru, dan lain-lain," ungkap Salihin menepis pernyataan orangtua siswa, Jumat (5/10/2018) saat di ruang kantor sekolah.
Menurut Solichin, pihak sekolah telah menutup pintu rapat atau tidak memberikan kesempatan lagi untuk siswa yang dipecatnya tersebut.
"Kalau dari pihak kita tidak akan menerima kembali (MR-red), karena itu sudah kesepakatan majelis guru disini," pungkasnya.
Editor : Redaksi
Liputan : Don.
"Yang saya kecewakan itu, kenapa setelah kelas XII anak saya di DO atau dipecat." ungkap Kuswandi, Rabu (3/10/2018) pada media ini.
Kuswandi menjelaskan bahwa setiap kali anaknya memiliki masalah disekolah, dirinya selalu dihubungi oleh pihak sekolah. Akan tetapi saat mengeluarkan surat pemecatan, dirinya sama sekali tidak dihubungi lagi dan langsung maen pecat.
"Anak saya mendapat surat itu pada tanggal 4 September 2018, lalu. Tapi yang saya kesalkan lagi, kenapa saya tidak ada dihubungi pihak sekolah," jelasnya.
Menurut Guswandi, seharusnya pihak sekolah memiliki sikap mendidik kepada para siswa. Dan kita selaku orangtua telah menyerahkan anak kita kepada pihak sekolah untuk didik agar mendapatkan ilmu dan memiliki kepribadian yang baik.
"Saya berharap, pihak sekolah dapat mempertimbangkan kembali keputusannya dan menerima kembali anak saya masuk bersekolah," tuturnya.
Sementara itu, Kepala sekolah SMK Pelayaran Sinar Metta Batam Solichin membenarkan bahwa pihak sekolah memecat salah satu siswanya dikarenakan melakukan tindakan indisipliner. Dan pemutusan itu dilakukan berdasarkan Majelis guru, wakil kepala bidang kesiswaan.
"Siswa ini terlalu arogan, bahkan banyak kesalahan yang sudah dilakukannya contohnya : mengintimidasi juniornya, memaki guru, memukul guru, melawan saat di tempat PKL, memukul guru, dan lain-lain," ungkap Salihin menepis pernyataan orangtua siswa, Jumat (5/10/2018) saat di ruang kantor sekolah.
Menurut Solichin, pihak sekolah telah menutup pintu rapat atau tidak memberikan kesempatan lagi untuk siswa yang dipecatnya tersebut.
"Kalau dari pihak kita tidak akan menerima kembali (MR-red), karena itu sudah kesepakatan majelis guru disini," pungkasnya.
Editor : Redaksi
Liputan : Don.
Post a Comment