Header Ads


 

Alamak, Hutan Mangrove di Batam Rusak Akibat Pembangunan Galangan Kapal

BATAM  - Aktivitas pengerusakan hutan mangrove (bakau) dengan cara menimbunkan tanah di kawasan Tanjunguncang, Kecamatan Batuaji diduga banyak melibatkan perusahaan yakni galangan kapal dan depelover perumahan.

Akibat dari aktivitas tersebut, ribuan hektar hutan mangrove di kawasan tersebut sudah berubah menjadi daratan akibat timbunan tanah dari pemotongan bukit.

Pantauan di lapangan, aktivitas penimbunan hutan bakau yang diduga dilakukan PT LA Engineering tepatnya di belakang perumahan Bagaman Tanjunguncang telah merubah hutan bakau menjadi lahan daratan yang dijadikan galagan kapal.

Bahkan informasi yang diperoleh, lahan seluas 2,5 hektar tersebut dulunya adalah hutan mangrove. Dan dalam waktu kurang lebih 2 tahun perusahaan tersebut menyulapnya menjadi galangan kapal.

Ironisnya lagi, PT LA Engineering melakukan penimbunan hutan bakau disinyalir menggunakan tanah bauksit pemotongan bukit salah satu perusahaan shipyard ternama di Tanjunguncang.

Anwar warga negara India selaku pengawas di PT LA Engineering terkesan menghindar ketika dikonfrimasi terkait aktivitas penimbunan hutan bakau tersebut.

"Saya tidak tau mas dari mana asal tanah timbunan ini, coba hubungi HRD langsung saja," kata Anwar di lokasi penimbunan.

Sementara itu, Tambok, HRD PT LA Engineering  mengaku perusahaannya telah mengantongi semua izin untuk melakukan penimbunan lahan.

"Kalau semua izin kita sudah punya. Dan untuk saat ini penimbunan cukup sampai di sini dulu, karena kita belum cukup modal untuk melanjutkan penimbunan lagi," kata Tambok saat dikonfirmasi melalui telepon.

Ia pun membenarkan bahwa hutan mangrove yang ditimbun seluas 2,5 hektar. "Proses penimbunan semua kami yang kerjakan," akunya.

Sebelumnya para nelayan Tanjunguncang mengaku lahan yang ditimbun PT LA Engineering adalah hutan mangrove tempat ekosistem laut. Para nelayan menggantungkan hidup mencari ikan dan kepiting di area tersebut, namun saat ini telah punah direklamasi.

"Sudah 2 tahun mereka menimbun hutan bakau tempat kami mencari makan. Jangankan ikan, monyetpun sudah mencari makan ke rumah-rumah warga, yang dulunya mereka hidup di hutan bakau," sesal Mus, salah seorang nelayan di lokasi.

Tim
Comments
0 Comments

Tidak ada komentar